Santri Jabrig, Menguji Dua Kepala Batu

Santri Jabrig, Menguji Dua Kepala Batu
Dakwah.web.id ~ Ki Ahmad dikenal sebagai santri yang jabrig pemikirannya. Suatu ketika di pesantren tempat ia mengaji, ada dua orang santri yang sedang berdebat tentang masalah ilmu nahwu dan shorof. Keduanya saling unjuk kemampuan dan saling mempertahankan argumennya masing-masing.

Ki Ahmad yang saat itu merasa risih dan terganggu dengan kedua santri tersebut, yang keduanya malah saling ribut, saling keras kepala, dan merasa paling jago dalam hal ilmu nahwu dan shorof lantas mendatangi keduanya.

"Ada apa ini, mang?" Tanya Ki Ahmad nimbrung.

Saat ditanya demikian, kedua santri tersebut malah saling menyalahkan dan merasa masing-masingnya adalah yang paling benar. Melihat hal tersebut, Ki Ahmad langsung nyeletuk dengan ide jabrignya.

"Gini aja, biar ketahuan siapa yang paling jago dalam ilmu nahwu dan shorofnya, coba saya kasih tes sederhana," ujarnya sambil menuliskan sesuatu pada secarik kertas.

"Nih gampang, coba baca, difahami, ditarkib, lantas dimaknai dan diartikan sesuai kaidah ilmu nahwu dan shorof!" Katanya lagi sambil menyodorkan tulisan tersebut.

Entah kenapa, kedua santri itu saling mengerutkan dahi ketika mereka melihat tulisan yang tertera di kertas. Mereka seperti merasa kesulitan dan kebingungan memecahkan tes yang diajukan oleh Ki Ahmad. Pedahal isi tulisan tersebut hanya:

"من من من من من من منه"

Setelah cukup lama berfikir, satu santri membacanya, "man man man man man man minhu". Sedangkan yang satunya lagi membaca, "min min min min min min minhu". Keduanya buntu untuk sekedar mentarkib bahkan memaknai jumlah (kalimat) yang tersusun dari huruf mim dan nuun tersebut.

Hingga akhirnya Ki Ahmad hanya bisa ngupil melihat keduanya yang sekarang malah nampak berkeringat dingin dengan muka hijau pucat.

Maka dijelaskanlah oleh Ki Ahmad dengan sangat sederhana.

مَنْ 1
Dibaca: "man", merupakan huruf syarat, berkedudukan menjadi mubtada, memiliki arti "barang siapa"
مَنَّ 2
Fi'il madli, menjadi khabar, memiliki arti "memberi"
مِنْ 3
Dibaca: "min", merupakan huruf jar, memiliki makna bayaniyyah "dari"
مَنٍّ 4
Dibaca: "mannin", merupakan mashdar dari manna-yamunnu, berkedudukan menjadi majrur, memiliki arti "pemberian"
مُنَّ 5
Dibaca: "munna", merupakan fiil madli mabni majhul, berkedudukan menjadi jawab syarat 'man', memiliki arti "maka diberi".
مِنْ 6
Dibaca: "min", merupakan huruf jar, memiliki makna bayaniyyah "dari"
مَنِّ 7
Dibaca: "mannin", merupakan mashdar dari manna-yamunnu, berkedudukan menjadi majrur sekaligus mudhaf, memiliki arti "pemberian"
هِ
Dibaca: "hi", merupakan dlamir muttashil majrur, berkedudukan menjadi mudhaf ilaih, memiliki arti "nya/dia" dengan ruju' pada 'man'

Hasilnya:
مَنْ مَنَّ مِنْ مَنٍّ مُنَّ مِنْ مَنِّهِ
man manna min mannin munna min mannihi
"Barang siapa memberi suatu pemberian maka ia akan diberi dari pemberiannya"

Maksudnya, bila kita memberi sesuatu pada seseorang dengan ikhlas, maka kita secara tidak langsung akan mendapat pemberian dari apa yang telah kita beri, baik berupa pahala, atau hal lain yang sifatnya balasan atas kebaikan kita.

Maka, selesailah perdebatan dua santri tersebut. Dan masing-masingnya tidak lagi saling ngotot dan tidak saling merasa bisa.
(rm)
Komentar