2 Puisi: Kicau Seekor Burung dan Jingga di Ufuk Barat
By: Hersani
Setiap kicaunya mengandung tasbih
Mengandung tahmid
Mengandung takbir
Dan selalu mengandung tahlil tanpa henti.
Tidakkah kita malu?
Malu pada seekor burung
Yang selalu berkicau di setiap waktu
Seraya bertasbih, bertahmid, bertakbir, dan bertahlil.
Kicaunya yang indah
Mengandung beribu makna
Makna cinta kepada Sang Maha Pencipta.
Kicaunya merdu
Terkadang menyayat
Seperti sembilu menusuk kalbu
Menyimpan rindu kepada yang Maha Hayyu
Tidakkah kita iri?
Iri pada kedekatannya dengan Sang Ilahi..
Ikutilah
Dan Bercerminlah
Pada kicau burung, agar kita malu, agar kita mau.
Mau untuk bertemu, dan mau untuk bercengkrama dengan yang Maha Hayyu.
Cibalok, 02 Agustus 2015
***
2. Jingga di Ufuk Barat
By: Hersani
Hai, jingga...
Sore ini kau terlihat menawan
memantul di riak ombak
Aku betah melihatmu lama-lama
ditemani deruan ombak saling bersahutan
seraya mengajak menari menikmati kuasa Ilahi
Jingga...
habis kataku memujimu
indahmu tak lagi bisa kuungkapkan dengan kata
sungguh menawan memanjakan mata.
Jingga..
sungguh penciptamu Maha Luar Biasa
Andai bisa bersua dengan Sang Maha Pencipta, tapi
Bila tak mungkin biarkan walau hanya berdealeksika.
Ingin kurangkai kata, seindah jingga di ufuk barat
memberi arti bagi para penglihat.
Anyer, 08 Agustus 2015
*** (end)
TENTANG PENULIS/ PENYAIR:
Hersani. Lahir di Cipongkor pada tanggal 09 Mei 1995. Tercatat sebagai salah satu santri di Pondok Pesantren Al-Mashduqiyah Cibalok, Cipongkor, Bandung Barat.